Sabtu, 24 Oktober 2009

Metode Kanguru Pada Bayi Prematur


Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Kanguru atau perawatan bayi melekat, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir prematur dan lahir dengan berat badan rendah, yang dapat dilakukan selama perawatan di rumah sakit atau pun di rumah.
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru. Dengan metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir prematur dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu. Sehingga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar. Perawatan kanguru ini telah terbukti dapat menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan yang stabil pada bayi prematur. Perawatan kulit ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan mengisapnya, hal ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi serta membantu keberhasilan pemberian ASI (Henderson, 2006).
Seorang bayi yang lahir prematur, umumnya akan diletakkan ke dalam inkobator agar suhu tubuhnya tetap normal serta diberi bantuan oksigen untuk pernafasan. Selain inkubator suhu tubuh bayi dapat dipertahankan kehangatannya dengan metode kanguru. Dulu metode ini dianggap hanya untuk orang miskin karena kalau orang kaya diletakkan di inkubator, tapi berdasarkan pengalaman, hasilnya malah lebih efektif metode kanguru (Rahmi, 2008).
Negara-negara berkembang seperti di Amerika Serikat dan Kanada sangat mendukung keefektifan dan keamanan dari perawatan kulit per kulit (seperti kanguru) untuk bayi prematur karena bayi dapat merasakan kenikmatan kebahagiaan dan perasaan yang sangat luar biasa. Mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan terutama di pedesaan, maka metode kanguru sangat dianjurkan. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial telah mengembangkan kebijakan pelayanan neonatal esensial dan metode kanguru sebagai salah satu cara dalam penerapan kebijakan tersebut yang bertujuan untuk pencegahan bayi hipotermi (suhu badan rendah) (Widyastuti, dkk, 2004).
Sebuah studi penerapan metode kanguru di rumah sakit di Ethopia terdapat 67% bayi lahir prematur dan BBLR yang beresiko tinggi menjadi dapat teratasi. Begitu juga dengan India yang menerapkan metode ini lebih menurunkan angka kematian bayi. Misalnya kemampuan bayi meminum ASI (kira-kira 180-200 ml/kg/hr) lalu kenaikan berat badan perlahan paling tidak 20-30 gr atau 1 minggu sekitar 2 ons (Rahmi, 2008).
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) dalam seminar orientasi metode kanguru yang diselenggarakan pada Forum Promosi Kesehatan Indonesia, bayi prematur maupun BBLR terutama dibawah 2000 gr terancam kematian yang diakibatkan hipotermi (suhu badan dibawah 36,5°C), di samping asfiksia (kesulitan bernafas) dan infeksi. Diperkirakan kejadian prematur dan BBLR di Indonesia memang makin menurun tetapi masih cukup tinggi yaitu 52% per 100 kelahiran hidup. Berdasarkan perkiraan organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 2007, di negara berkembang hampir 70% dari 5 juta kematian neonatal dan 17 dari 25 juta persalinan per tahun melahirkan bayi dengan BBLR (kurang dari 2500 gr) (Imral, 2007).
Penelitian dari Fakultas Kedokteran UNPAD serta Depkes dan Kesos telah meneliti secara umum, bahwa wanita pedesaan menerima metode kanguru. Hampir semua ibu yang melaksanakannya mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berpendapat, metode kanguru membuat bayi tenang dan banyak menyusui. Secara tradisional sebagian tindakan dalam metode kanguru telah dikenal masyarakat dengan istilah lokal Bedako (Kabupaten OKU), Makaleppe (Makasar), Kadukui (Bugis) dan Pulau Seram Barat (Maluku). Karena begitu bermanfaatnya metode kanguru, maka seharusnya setiap tenaga kesehatan di Indonesia telah menerapkan metode kanguru (Tahmi, 2007).
Berdasarkan survei yang telah dilakukan di salah satu klinik bersalin di Kota Sibolga yaitu di Klinik Bersalin R. Simanjuntak diperoleh hasil bahwa belum pernah dilakukan penerapan metode ini. Kemungkinan besar hal ini terjadi oleh karena kurangnya informasi tentang hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar